Selasa, 14 Mei 2013

DESTILASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
               Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya memiliki perbedaan titik didih cukup tinggi. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang penyulingan dengan menggunakan destilasi sederhana.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada percobaan ini adalah:
1.      Bagaimana cara mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana?
2.      Bagaimana cara memurnikan suatu sampel cair (fanta)?
C.    Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah:
1.      Mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana.
2.      Memurnikan suatu sampel cair (fanta).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
               Destilasi sering digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda. Senyawa dalam bentuk cair dipanaskan dan saat titik didih senyawa dengan titik didih lebih rendah tercapai, uapnya akan diembunkan (dikondensasi) dan dikumpulkan. Pemurnian suatu campuran yang terdiri dari berbagai senyawa dengan titik didih berbeda-beda dapat dilakukan dengan alat destilasi fraksionasi (Kotong, 2003, hal: 96).
               Pemisahan dua komponen senyawa dengan destilasi sederhana yang umum dilakukan di laboratorium. Rangkaian ini terdiri dari labu destilasi yang bagian sisinya dengan melalui sumbat berlubang yang sesuai, disambungkan ke kondensor pendingin-air. Mulut atas labu destilasi ditempatkan thermometer dengan jepitan sumbat berlubang sehingga jarak antara permukaan cairan dengan ujung merkuri dari thermometer dapat diatur sekitar 5 – 10 mm. Sambungan labu destilasi dengan kondensor didukung oleh tiang penyangga, dipasang tidak terlalu ketat dengan klem logam berlapis karet pada bagian yang bersentuhan langsung dengan gelas. Labu destilasi duduk di atas kawat yang bagian tengahnya berupa asbes. Manfaat kawat ini adalah untuk menghindari pemanasan yang terlalu tinggi bagi komponen terdestilasi dan menjaga agar tidak terjadi dekomposisi cairan atau uap akibat pemanasan tinggi pada bagian atas dan sisi labu. Jarak antara labu dan sumbat gabus yang terpasang pada kondensor berkisar 25 mm, sehingga destilat dan cairan tidak terkontaminasi oleh kontak langsung dengan sumbat gabus. Ukuran labu yang dipilih didasarkan pada jumlah bahan destilat yang akan menempati antar separuh sampai tiga perdua dari kapasitas bola labu destilasi (Alimin, 2007, hal: 42).
               Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin (perhatikan Gambar 15.7), proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
gambar 15.7










Gambar15.7. Alat destilasi sederhana
Gambar alat destilasi sederhana merupakan alat yang sering digunakan untuk penyulingan air menejadi air murni (Zulfikar, 2010).
                Pada pemisahan campuran dari dua cairan yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang sering digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses dalam mana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Dalam proses ini campuran dididihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang dilepaskan dari dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung komponen yang mudah menguap (atsiri). Bila sebagian cairan yang telah dididihkan uapnya diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat dan mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali yang akhirnya dapat diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap (Yazid, 2005, hal: 67-68).
             Menurut Anonim (2012), kandungan kimia yang terdapat pada fanta adalah:
1.      Magnesium Karbonat, Natrium Benzoat
2.      Pencita Rasa Sitrus, zat pewarna
3.      Kalium Benzoat,  Kalsium Benzoat
4.      Belerang Dioksida dan zat asam pada setiap softdrink itu rata2 sama.
Dimana pH-nya : 3.4


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal        : Kamis/ 05 Mei 2012
Pukul                     : 13.30 – 16.00 WITA
Tempat                  : Laboratorium Kimia Analitik, Lantai I, Universitas   Islam  Negeri Alauddin Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Kondensor                                                            1 buah
b.      Labu destilasi 1000 mL                            1 buah
c.       Aerator                                                      1 buah
d.      Termometer 150oC                                    1 buah
e.       Steel head                                                 1 buah
f.       Pemanas listrik                                          1 buah
g.      Erlenmeyer 250 mL                                  1 buah
h.      Gelas ukur 100 mL                                   1 buah
i.        Statif                                                         2 buah
j.        Klem                                                         2 buah
k.      Selang karet                                              2 buah
l.        Gabus berlubang                                       1 buah
m.    Botol semprot                                           1 buah
2.                  Bahan
a.       Aquades (H2O)
b.      Batu didih 3 buah
c.       Es batu
d.      Fanta 300 mL
e.       Tissue
C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah:
1.      Memasang rangkaian alat destilasi.
2.      Memasukkan sampel cair (fanta) pada labu destilasi sebanyak 300 mL.
3.      Memasukkan beberapa butir batu didih.
4.      Merangkai alat destilasi dan menjalankan air melalui kondensor.
5.      Memanaskan labu destilasi sampai sampel cair (fanta) mendidih.
6.      Mengamati kenaikan temperatur pada termometer.
7.      Membaca titik didih destilasi dan mengukur volume destilat yang diperoleh.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
No.
Keadaan
Suhu (oC)
Waktu
1.
Saat mendidih
84
18:53
2.
Saat keluar destilat
102
22:17
3.
Suhu optimum
103
24:26
4.
Akhir destilasi dengan volume 28 mL
103
42:33

B.     Reaksi
C12H22O11.H2O                     H2O(g)                       H2O(l)
C.     Pembahasan
               Pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana dan untuk memurnikan sampel cair. Dalam hal ini, fanta yang dijadikan sebagai sampel cair yang akan didestilasi menjadi air murni. Sampel cair (fanta) dimasukkan ke dalam labu destilasi sebanyak 300 mL  dan dimasukkan juga batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan fanta dan juga untuk menghindari titik lewat didih. Selanjutnya menjalankan air melalui alat kondensor yang berfungsi sebagai pendingin sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Setelah itu memanaskan labu destilasi sampai air mendidih, dalam hal ini air yang memiliki titik didih 100oC akan lebih dahulu menguap. Selanjutnya mengamati kenaikan temperatur pada thermometer yang terpasang di atas labu destilat yang disangga dengan karet gabus. Setelah itu membaca titik didih destilasi. Proses ini berjalan terus-menerus dan akhirnya dapat dipisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogeny tersebut dengan menggunakan perbedaan titik didih yang cukup besar.
               Berdasarkan data di atas, suhu yang diperoleh ketika sampel cair (fanta) mendidih yaitu 84oC dengan waktu 18 menit 53 detik, suhu yang diperoleh saat air keluar mejadi destilat yaitu 102oC dengan waktu 22 menit 17 detik, suhu optimum yang diperoleh yaitu 103oC dengan waktu 24 menit 26 detik sedangkan suhu yang diperoleh pada saat kahir destilasi yaitu 103oC dengan waktu 42 menit 33 detik dan volume destilat yang diperoleh sebanyak 28 mL.



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
         Kesimpulan pada percobaan ini adalah:
1.      Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair (fanta) tersebut yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
2.      Memurnikan sampel cair (fanta) dengan metode destilasi secara sederhana, akan tetapi masih terdapat bau khas fanta yang terdapat pada destilat. Volume destilat yang diperoleh sebanyak 28 mL.
B.     Saran
         Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya dapat mengganti sampel cair yang digunakan dengan sampel cair yang tidak bersoda agar hasil destilat yang diperoleh murni.

DAFTAR PUSTAKA
Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Anonim.2012. Fanta. http://id.answers.yahoo.com/diakses pada tanggal 02 Mei 2012.
Kotong, Hadian. Kimia Organik. Jakarta: Hipokrates, 2003.
Yazid, Estien. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi, 2005.

Zulfikar. Destilasi. 2010.  http://www.chem-is-try.org/diakses pada tanggal 02 Mei 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar